MEDAN - Calon presiden (capres) yang berpihak terhadap terbentuknya Provinsi Tapanuli (Protap) tidak akan mendapat perhatian dari masyarakat Sumatera Utara. Pasalnya selain pembentukan Protap masih taraf moratorium, masyarakat Sumut sudah antipati terhadap Protap.
Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Sumatera Utara, Syukran Tandjung, kepada Waspada Online, sore ini.
Untuk Sumut, Syukran mencontohkan, dalam pemilihan legislatif yang lalu saja sangat kecil suara yang dibangun untuk pengembangan isu Protap menjadi suatu wacana politik dalam memperoleh suara, apalagi untuk tingkat nasional. "Contohnya PPRN (Partai Peduli Rakyat Nasional) yang mendukung terbentuknya Protap, tidak mendapat perhatian dari para pemilih nasional khususnya yang berada di Sumut," imbuhnya.
Apalagi kasus Protap, ujar anggota dari Fraksi Golkar Sumut ini menyebutkan, masih dalam moratorium (penundaan). Kasus Protap saat ini, lebih fokus kearah perlakuan individu yang menyebabkan seseorang membuat pidana.
"Untuk nasional, isu Protap tidak terlalu menggaung. Karena isu yang ada hanya untuk Sumut saja. Kasus Protap ditingkat nasional tidak terlalu menjadi sorotan," imbuhnya.
Namun, Syukran menambahkan, kalaupun isu Protap diwacanakan, kemungkinan besar terjadi penjualan suara oleh politisi yang memanfaatkan kesempatan yang ada sebagai momentum pencapaian tujuan untuk mendapatkan ketenaran.
Sebagaimana yang pernah terjadi sebelumnya, diduga sebagian politisi tidak berpihak maupun yang berpihak pada Protap, melakukan manuver untuk mendapatkan keuntungan serta ketenaran semata.
"Namun tetap saja, untuk capres yang nanti mendukung terbentuknya Protap, kecil kemungkinan menang di Sumut," pungkasnya.
(red00/wol-mdn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar